Tuesday, August 27, 2013

Antara Skill dan Tittle

Semakin hari pertarungan mencapai kesuksesan dalam karir menjadi hal yang sangat melelahkan.
Mereka yang memiliki ijazah D3 atau S1 lah yang kemudian seringkali memenangkan pertandingan. Berbekal ijazah D3 atau S1 dari universitas didalam maupun luar negeri, menjadi senjata bagi mereka untuk mendapatkan jabatan yang srategis dan berhasil mengantarkan mereka pada “gerbang” kesuksesan dalam karir.

Sementara mereka yang hanya tamatan SMA/sederajad hanya berhasil menempati posisi sebagai cleaning service atau sebagai pramuniaga pusat perbalanjaan. Menakutkan? Iya memang! Tapi inilah fakta yang terjadi. Meskipun ada sebagian juga mereka yg hanya tamatan
SMA/sederajad berhasil masuk kedalam dunia “kantor”. Terlepas dari usaha dan upaya yang diusahakan masing-masing individu.

Bukan berarti mereka yang hanya tamatan SMA/sederajad tidak bisa sukses. Karna banyak juga tamatan SMA/sederajad yang sukses menjadi wirausaha. Tapi memang kali ini saya hanya akan membahas kemungkinan para tamatan SMA/sederajad untuk berhasil berstatuskan karyawan “kantoran”.

Pada kenyataannya perusahaan di Indonesia menempatkan gelar pendidikan di urutan teratas ketika mencari kandidat karyawan baru. Dan skill atau keahlian menjadi hal dibawahnya. Hal ini menjadi sangat miris ketika banyak orang yang memiliki skill atau keahlian yang mempuni namun nyatanya memiliki keterbatasan secara materi, dan tidak mampu melanjutkan kejenjang perguruan tinggi.
Apalagi ketika beasiswa yang diberikan pemerintah atau swasta hanya terbatas pada tingkat kepandaian seseorang. Bagaimana nasibnya mereka yang tidak terlalu pintar dan memiliki skill atau keahlian?. Mereka hanya bisa “gigit jari”.

Padahal pada kenyataanya skill atau keahlian yang dimiliki seseorang tidak “bergaris lurus” dengan tingkat kepintaran seseorang
Padahal mereka yang hanya tamatan SMA/sederajad terkadang memiliki keahlian, dan kemauan kerja diatas mereka yang memiliki gelar pendidikan.
Contohnya adalah saya, sejak lulus s
SMK saya sangat mencintai dunia tulis menulis dan ingin bekerja di dunia pertelevisian sebagai reporter atau menajdi seorang pembaca berita. Namun kualifikasi nya adalah harus berijazahkan S1. Sementara saya? Hanya berasal dari keluarga biasa saja yg hanya bisa menyekolahkan saya sampai jenjang SMK.

Karna alasan itulah saya melanjutkan kuliah saya setelah saya menundanya selama satu tahun. Dan semua saya lakukan demi masuk kedalam kualifikasinya!.
Saat ini saya memang mengambil kelas karyawan, karna memang saya juga bekerja sebagai administrator di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Dan saat ini masih di semester 3.
Saya pribadi cukup menyayangkan kenapa orang-orang seperto saya yang masih kuliah tidak diperbolehkan memdaftar. Padahal saya meyakini setiap orang akan “bisa” jika dia mau belajar dan diberikan kesempatan.
Meskipun tak sedikit yang menyarankan saya untuk fokus di kuliah saya dan menjalani pekerjaan saya yang sekarang sampai pada akhirnya saya berhasil mendapatkan ijazah S1 saya. Namun saya seperti terbius oleh kata-kata “kalau bisa sukses saat muda kenapa harus menunggu tua?”. Dan saya pun meyakini kat-kata tersebut.

Saya hanya berharap ketika ada para petinggi-petinggi perusahaan (khususnya yg bergerak di dunia pertelevisian) yang membaca artikel sederhama saya ini dapat mendengarkan curahan hati kami.
Dalam tulisan ini saya tidak bermaksud “mengecilkan” pihak manapun. Saya hanya mencoba menyuarakan apa yang sebenarnya terjadi. Dan siapapun yang hanya tamatan SMA/sederajat untuk tidak putus semangat. Karna cita-cita atau impian hanya butiran debu bila tak diimbangi usaha dan doa.

Semoga kesuksesan menghampiri kita semua. Amieen


Twitter: @dinaaoktaviana

No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates